
Jakarta, 2 Agustus 2025 — Industri marmer dan granit di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif meskipun menghadapi tantangan global seperti fluktuasi harga energi dan ketidakstabilan logistik internasional. Permintaan terhadap batu alam ini terus meningkat seiring dengan berkembangnya sektor properti, arsitektur, dan interior di dalam negeri.
Berdasarkan data dari Asosiasi Pertambangan Batu Alam Indonesia (APBAI), produksi marmer nasional pada kuartal pertama 2025 naik sebesar 12% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, permintaan granit juga mengalami kenaikan signifikan terutama untuk kebutuhan proyek bangunan komersial dan rumah mewah.
Potensi Pasar Lokal dan Ekspor
Indonesia dikenal memiliki cadangan marmer dan granit berkualitas tinggi, terutama dari daerah Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Jenis batu seperti Marmer Tulungagung, Granit Lampung, dan Marmer Ujungpandang masih menjadi incaran pasar dalam negeri maupun luar negeri.
“Marmer lokal kita punya karakter yang tidak kalah dengan marmer impor. Pola alami, ketahanan, dan finishing-nya sangat diminati arsitek dan desainer interior,” ujar Dwi Santoso, Ketua APBAI.
Selain memenuhi pasar domestik, beberapa pengusaha batu alam juga mulai ekspansi ke pasar ekspor seperti Timur Tengah, India, hingga Eropa. Produk granit Indonesia yang dikenal lebih padat dan tahan lama menjadi salah satu daya tarik tersendiri di pasar luar negeri.
Tantangan dan Inovasi
Meski menunjukkan tren positif, industri ini tidak lepas dari tantangan. Biaya distribusi dan perizinan tambang masih menjadi sorotan pelaku usaha. Selain itu, masih banyak pelaku industri skala kecil yang belum terintegrasi dengan sistem produksi modern dan digitalisasi pemasaran.
Namun di sisi lain, beberapa pabrik pemotongan batu alam di Indonesia mulai berinovasi dengan menghadirkan mesin CNC cutting, sistem pengeringan otomatis, hingga e-commerce untuk penjualan online.
Kesadaran Ramah Lingkungan
Tren pembangunan berkelanjutan juga mendorong produsen marmer dan granit untuk mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Pengelolaan limbah pemotongan, penambangan bertanggung jawab, dan efisiensi energi mulai diterapkan di sejumlah lokasi tambang dan pabrik pengolahan.
"Ke depan, marmer dan granit bukan hanya soal estetika dan kekuatan, tapi juga tentang bagaimana proses produksinya tidak merusak lingkungan," kata Nadia Rachman, konsultan lingkungan bangunan di Jakarta.